Makalah Perpustakaan SMK Siliwangi Sukabumi

Pendahuluan

Dengan adanya Perpustakaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Siliwangi Sukabumi yang dapat menunjang kegiatan belajar para siswa–siswa, guru dan pegawai pada umumnya yang dapat memberikan peningkatan pendidikan yang dapat dinikmati oleh para siswa-siswi SMK Siliwangi Sukabumi.Pembinaan dan pengelolaan Perpustakaan ini akan menghasilkan pendataan kemampuan dari kebiasaan membaca dengan menumbuhkan siswa–siswi akan
arti dari Perpustakaan yang ada di sekolah. Sehingga siwa-siswi terhindar dari kebelakangan, kemiskinan dan kebodohan ,akibat dari tidak mengetahui kemahuan teknologi pada saat ini sedang maju pesat.

Pepustakaan harus mampu meningkatkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa – siswi agar selalu terus nelajar secara kesinambungan. Demikianlah harapan kami agar perpustakaan yang ada di sekolah akan berperan sebagai alat untuk membantu mencerdaskan siswa–siswi dalam kehidupan nermasyarakat sesuai dengan program Pemerintah.

PERPUSTAKAAN

Arti Perpustakaan

Perpustakaan berasal dari kata “Pustaka”. Menurut kamus Bahasa Indonesia karangan WJ Purwadarminta, kata pustaka yang artinya buku. Sedangkan perpustakaan artinya kumpulan buku. Perpustakaan dalam bahasa Inggeris disebut “Library”, berasal dari bahasa romawi yaitu “Librarium” yang tediri dari kata liber dan armarium. Liber artinya buku sedangkan armarium artinya lemari. Jadi dilihat dari asal Pustaka berarti lemari dimana didalamnya terdapat bukubuku.

JENIS JENIS PERPUSTAKAAN

Untuk kepentingan dan kebutuhan akan informasi bagi masyarakat luas , maka timbullah jenis jenis perpustakaan nutk melayani kelompok – kelompok masyarakat itu dengan koleksinya yang lebih spesifik.

Jenis–jenis perpustakaan tersebut adalah sebagai berikut:

1 .Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan yang di selenggarakan di sekolah–sekolah , bertugas , mengumpulkan , menyimpan , memelihara , mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pengajaran dan pendidikan di sekolah tsb. Masyarakat pembacanya adalah para siswa , tenaga pengajar dan staf sekolah lainnya.

Perpustakaan di sekolah berfungsi sebagai pisat kegiatan belajar dan mengajar , pusat penelitian sederhana , pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi. Diselenggarakan di berbagai jenis dan tingkatan sekolah.Misalnya perpustakaan TK , SD , SMP , SMA dan Pergutuan Tinggi.

Tujuan perpustakaan sekolah untuk memenuhi keguatan kurikuker dan extra kulikuler , merangsang keinginan dan membangkitkan misnat serta kebiasaan membaca memperkaya ilmu pengetahuan dan membantu pengembangan bakat masing – mmasing anak didik. Perpustakaan sekolah bila dikelola dengan baik akan mampu menjadi sarana pendidikanyang penting. Dapat menunjang kegiatan bidang studi , menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga pelaksanaan kegiatan kurikulum dapat lebih sempurna, sekalian dapat meningkatkan mutu pendidikan.

2. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan yang diadakan di Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Bertugas untuk mengumpulkan, memelihara, mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi tersebut. Masyarakat pembacanya adalah para mahasiswa, pengajar, peneliti dan sebagainya. Perpustakaan ini dapat juga dimamfaatkan oleh masyarakat umum.

3. Perpustakaan Khusus / Perpustakaan Dinas

Perpustakaan ini diselenggarakan milik instasi atau lembaga tertentu, bertugas mengumpulkan, memelihara, mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka untuk menunjang kelancaran tugas instansi atau lembaga tersebut. Perpustakaan ini befungsi juga sebagai pusat referensi dan penelitian. Masyarakat pembacabya ialah para pimpinan, para petugas atau karyawan instansi atau lembaga yang bersangkutan.

4. Perpustakaan Umum

Perpustakaan ini bertugas mengumpulkan , memelihara , menyumpan , mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pelestarian kebudayaan , pendidikan, (pusat kegiatan belajar), penerapan, penelitian, rekreasi masyarakat sekelilingnya.

Di Indonesia, perpustakaan umum tersebut terdiri dari:

a. Perpustakaan Nasional

Yaitu perpustakaan yang menyimpan dan melestarikan semua penerbitan Nasional serta bahan pustaka lainnya agar dapat digunakan oleh segenap warga bangsa dan yang sangat bermamfaat bagi pengenalan dan pengembangan kebudayaan nasional. Perpustakaan ini berkedudukan di Ibukota Negara, diselenggarakan oleh pemerintah (Depdikbud) dan befungsi sebagai:

  • Perpustakaan Deposit Nasional dan terbitan asing dalam bidang ilmu pengetahuan yang menjadi koleksi nasional.
  • Pusat Bibkiografi nasional
  • Pusat informasi , referensi dan penelitian.
  • Pusat kerja sama antar perpustakaan di dalam negeri dengan perpustakaan luar negeri.

b. Perpustakaan Wilayah.

Perpustakaan ini diselenggarakan oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , yang nerupakan UPT (Unit Pelayan Teknis) Pusat Pembinaan Perpustakaan Depdikbud. Perpustakaan ini bertugas menjadi pusat pelayanaan perpustakaan, penyimpanan dan pelestarian penerbitan propinsi yang bersangkutan serta melakukan pembinaan teknis perpustakaan–perpustakaan di propinsi untuk kepentingan warga masyarakat propinsi tersebut.

Perpustakaan Wilayah berfungsi pula sebagai:

  • Pusat kerja sama antar perpustakaan di wilayah propinsi.
  • Pusat menyimpan koleksi bahan pustaka yang menyangkut propinsi yang bersangkutan , semua terbitan di wilayah yang bersamgkutan dan bahan pustaka yang lain.
  • Pusat penyelenggaraan pelayanan refeensi , informasi dan penelitian dalam wilayah propinsi.

c. Perpustakaan Umum Dati II

Berkedudukam di Ibukota Kotamadya atau Kabupaten . Perpustakaan ini memberikan pelayanaan untuk umum di lingkungan kotamadya atau kabupaten yang bersangkitan. Setatusnya milik Pemerintah Daerah , sedangkan pembinaan teknisnya oleh Depdikbud dalam hal ini Pusat Pembinaan Perpustakaan dibantu oleh Perpustakaan Wilayah.

d. Perpustakaan Keliling

Merupakan usaha peningkatan perluasan pelayanaa perpustakaan umu Dati II . Berfungdi sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum. Dalam pelayanan itu perpustakaan keliling ini mengunjungi pusat pemukuman mayarakat. Angkutan yang digunakan adalah kendaraan roda 4, perahu motor dan sebagainya.

e. Perpustakaan Kecamatan

Perpustakaan ini memberikan pelayanan kepada warga masyarakat di lingkungan kecamatan . Statusnya milik Pemerintah Daerah Pembinaan tekbusnyah Depdilbud seperti perpustakaan umum dati II.

f. Perpustakaan Desa

Perpustakaan ini memberikan pelayanan kepada warga masyarakat di lingkungan di desa yang biasanya berada di kelurahan. Statusnya Pemerintah Daerah bersama lembaga masyarakat. Pembinaan teknis oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

DEFINISI PERPUSTAKAAN

Difinisi Perpustakaan dewasa ini secara sederhana dapat disebut sebagai berikut : Perpustakaan adalah suatu wadah atau tempat dimana didalamnya terdapat bahan pustaka dan disusun menurut sistem tertentu untuk masyarakat pembacanya guna meningkatkan mutu kehidupannya. Kalau kita perhatikan definisi perpustakaan tersebut terdapat 5 unsur:

  1. Wadah/tempat: Gedung , ruang , lemari buku , rak buku dan sebagainya.
  2. Bahan pustaka: Barang cetakan (buku, majalah, surat kabar, atlas) dan rekaman (piringan hitam, kaset, gambar, lukisan, vilm, audio-visual).
  3. Disusun menurut sistem tertentu agar mudah diketemukan bila diperlukan. Jadi banyak menyangkut pekerjaan teknis yang dilakukan oleh petugas perpustakaan.
  4. Masyarakat pembaca, yaitu masyarakat yang senang membaca; misalnya dosen, mahasiswa, guru besar, pelajar, petani, sastrawan, wartawan, militer, pustakawan, nelayan, buruh, masyarakat, dan sebagainya.
  5. Guna meningkatkan mutu kehidupan. Bila seseorang datang ke perpustakaan diharapkan dapat meningkatkan mutu kehidupan dan untuk menambah pengetahuan atau mencari informasi atau rekreasi yang positif.

FUNGSI PERPUSTAKAAN

  1. Fungsi akumulasi dan preservasi.

Seperti diketahui bahan pustaka itu hasil dari penuangan pikiran ,perasaan, kehendak maupun perasaan manusia untuk dikomunikasikan kepada pihak lain baik masa itu maupun masa uang akan datang. Bahan–bahan pustaka yang berisikan has tersebut diatas dikumpulkan, disimpan dan dipelihara oleh perpustaakanguna dikomunikasikan kepada generasi yang akan datang, agar mereka mengetahui tingkah laku/kebudayaan masyarakat/bangsa masa itu.

Dengan demikian, bagi suatu bangsa menjadi hal yang penting, karena dalam rangka modernisasi misalnya kita mengetahui budaya kita, budaya nenek moyang kita , sehingga sekalipun kita menjadi negara yang modern, maju, tapi tetap dalam kepribadian bangsa kita.

Kita manfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan nilai–nilai luhur bangsa kita sejak dahulu. Selama ini sering kita easakan kesukaran–kesukaran dalam memperoleh data–data tentang kebudayaan kita masa lalu, karena sejak kita jaman dahulu belum memasyarakatkan perpustakaan dalam arti luas, sehingga kita sering kehilangan jejak sejarah budaya bangsa kita. Sedangkan kita hanya menemukan prasasti–prasasti yang sangat sedikit jumlahnya, lagipula yang diketemukan banyak yang sudah rusak dan tidak terbaca.

Akibatnya kita memperlajari umumnya dari hasil karya nenek moyang kita yang sampai saat ini dapat ditemukan, misalnya candi mesjid kuno, gerabah dan alat/benda ethnografika lainnya. Benda–benda ini kemudian ditaruh di museum untuk dinikmati masyarakat luas. Betapa tidak mudahnya menginterpretasikan benda–benda itu kalau kita tidak memiliki latar belakang di bedang itu.

Seandainya nenek moyang kita dahulu rajin menuliskan kehidupan mereka apakah kedalam daun lontar, batu, kulit dan sebagainya, bila bahan pustaka ini dirawat dan disimpan serta dipelihara untuk diteruskan kepada ank cucunya. Betapa akan membantu dalam rangka menyelusuri jejak nenek moyang kita khususnyadan ummat manusia umumnya.

Oleh sebab itu perpustakaan dewasa ini mempunyai kegiatan antara lain apa yang disebut dengan “deposit”. Deposit yaitu mengumpulkan, menyimpan dan melestarilam semua terbitan suatu daerah dab negara atau tentang daerah dan negara itu, untuk diwarisakan kepada generasi mendatang sehingga akan memudahkan kita menelusuri kebudayaan kita bagi genearasi mendatang .

2. Fungsi Pendidikan

Kita mengenal apa yang disebut “ Long Life Education “ yaitu pendidikan seumur hidup, yang dukembangkan oleh pemerintah kita. Pendidikan Formal misalnya sekolah mulai TK, SD, SMP, SMA sampai ke Perguruan Tinggi.

Pendidikan formal pada tingkat uamg manapun tidak mungkin menjadi pendidikan tuntas dan sempurna dalam arti mutlak menjamin pengembangan intelektual, keterpelajaran secara final. Pendidikan formal memberi dasar, menunjukan arah dan menyiapkan anak yang nantinya sanggup mancari jalan perkembangan intelektualnya sendiri.

Dengan petunjuk–petunjuk yang diberikan dalam pelajaran sistematis yangdidapat dari setiap jenis pendidikan formal , diharapkan anak- anak mampi mencari pwnambahan sendiri sejauh batas-batas pendidikan yang telah dicapainya itu.

Jadi perpustakaan merupakan lembaga yang perlu mendapat prioritas dalam program pendidikan formal sebagai penunjang utama. Selain pendidikan formal kita mengenal pendidikan non formal yaitu pendidikan diluar sekolah seperti kursus–kursus, latihan kerja, kelompok belajar san sebagainya.

Contohnya Kejar Paket A (Kelompok Belajar) disamping buku-buku yang ditetapkan untuk dipelajari, tentunya akan lebih sempurna lagi jika mereka belajar di perpustakaan desa dan kelurahan, untuk lebih memperkaya pengetahuan mereka karena disana banyak buku-buku yang telah diberiakan berbagai instansi misalnya pertanian, kesehatan, Keluarga Berencana, perindustrian, pendidikan dan kebudayaan dan sebagainya.

Selain itu kita juga mengenal pendidikan informal. Pendidikan inilah yang lebih banyak merupakan pendidikan seumur hidup, mulai kita lahir sampai mati. Bayi yang baru lahir, ia mulai belajar menyusu kepada ibunya, kemudian belajar menyuapkan sesuatu ke mulutnya , belajar tengkurup dan sebagainya. Sesudah agak besar ia mulai belajar dari sekelilingnya. Bahkan ia belajar dari pengalaman-pengalamannya.

Demikianjuga kalau seseorangke perpustakaan , mungkin ia membaca sesuatudan mengambil mafaat dari apa yang dibacanya itu secara posistif dan dapat meningkatkan mutu kehidupannya. Jadi fungsi pendidikan dari perpustakaan itu tidak hanyha untuk mencedaskan kehidupanbangsa, tetap lebih luas dari pada itu, sesaui dengan fungsi pendidikan itu sendiri.

Hal ini dapat kita lihat dari Garis Besar Haluan Negara kita di bidang pendidikan yang menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaanterhadap Tuhan Yang MahaEsa, kecerdasan dan keterampilan, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia–manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri sertabersama–sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.

Dibagian lain GBHN menyebutkan pula “Kepustakaan serta penerbitan, penulisan dan penterjemahan nuku dan terbitan lainnya, perlu lebih ditingkatkan junlah dan mutunya sehingga dapat lebih menunjang progran–program pendidikan dan pembangunan bangsa”.

3. Fungsi Penelitian

Diperpustakaan tersedia berbagai data hasil penemuan dan pemikiran para ahli . Jika seseorang akan mengadakan penelitian tentunya ia kana mulai dengan penelitian kepistakaan. Mungkin masalah atau subyek yang diteliti pernah diteliti orang beberapa waktu yang lalu , baik didalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini sangat penting karena jangan sampai kita mengadakan suatu penelitian yang orang lain sudah pernah menelitinya, padahal kita belum pernah mengetahuinya.

Sikap kita seharusnya dengan modal bahan–bahan dari penelitian orang yang tersimpan di perpustakaan itu , kita menemukan sesuatu yang benar–benar baru, atau mengembangkan/menyempurnakan penemuan–penemuan terdahulu. Kita ambil contoh misalnya Jepang. Mereka rajin mengadakan penelitian-penelitian dan mempelajari hasil penelitian-penelitian tertentu dari Amerika dan Eropa, Hasilnya kemudian mereka menemukan sesuatu yang lebih baik dari penemuan–penemuan terdahuku di Amerika da Eropa.

4. Fungsi Inspirasi

Dengan membaca bahan pustaka di perpustakaan, dapat memekarkan daya prestasi dan daya kreasi seseorang yang dapat mendatangkan inspirasi baginya untuk sesuatu kegiatan misalnya menulis dan berkarya. Sering jua inspirasi itu menjadi cita–cita dan setealh diperjuangkan, mencapai kenyataan.

Sebagai contoh cerita fiksi Flash Gordon yang pergi kebulan. Setelah anak–anak dulu membaca cerita itu dan setelah mereka dewasa ternyata mereka banar–benar sampai di bulan. Buku cerita anak – anak di Amerika dan Eropa, juga bahan pustaka berupa film , Vidio caset dan sebagainya sudah diarahkan kepada tentangan masa depan dan kemungkinan perkembangan ilmu teknologi dimasa mendatang.

Di telivisi pun kita sering menyaksikan film–film yang berhubungan dengan planet Robot dan sebagainya denga harapan anak –anak kita yang membacanya mengembangkan fantasi dan mendatangkan inspirasi untuk berkreasi dimasa mendatang, sehingga mhngkin betul–betul mereka sampai di planet atau enciptakan robot –robot yang serba guna. Begitu pula tentang senjata yang dahulu dikhayalkan denga senjata sinar, sekarang benar–benar menjadi kenyataan.

5. Fungsi Rekreasi

Kita membaca bahan pustaka di perpustakaan dapat juga merupakan hiduran yang positif. Kita membaca novel drama rumah tangga atau perjuangan hidup seseorang yang dicerikan dengan baik sering membuat kita iba dan terharu. Kadang – kadang kita merasa bagian – bagian tertentu daru cerita itu persis seperti yang kita alami. Kita akhirnya merasa tidak sendirian dalam hidup yang penuh dengan segala suka dukanya.

KAPAN MULAI ADANYA PERPUSTAKAAN

Perlunya direnungi bahwa bahan perpustakaan itu adalah merupakan hasil penemuan ide, pikiran, keinginan rasa/emosi manusia ke dalam benda baik berupa kertas, film, kulit binatang, kayu atau tumbuhan, batu dan sebagainya, untuk diketahui pihak lain. Mungkin berupa pesan atau petuah, catatan peristiwa/kejadian, kepercayaan, penemuan dsb.

Bertolak dari pengertian ini, maka perpustkaan itu ada sejak jaman purba. Sejak manusia tinggal di goa dan menuangkan hasil pikiran dan kepercayaannya berupa gambar–gambar Di dinding goa tersebut untuk dikomunikasikan kepada pihak lain.

Perpustakaan yang mulai teratur kira-kira sejak abad ke 13 sebelum masehi atau lebih kurang 3200 tahun yang lalu yaitu di Sumeria. Perpustakaan itu berasal dari keluarga raja itu dihimpun oleh rajanya yang bernama Asurbanioal pada waktu itu.. Bahan pustakanya terbuat dari tanah liat. Caranya yaitu tanah liat itu dibakar atau dipanaskan diterik matahari sehingga menjadi tablet tanah liat. Tulisan yang digunakan pada tablet tanah liat tersebut adalah huruf paku.

Selanjutnya di Mesir di kota Sumeria/Babbilonia ada perpustakaan milik raja–raja. Pada abad ke 3 sebelum masehi (2200 tahun yang lalu) di Alexandria sudah ada perpustakaan yang bahan pustakanya terbuat dari tanaman gelagah yang tumbuh di sungai Nil. Tanaman iu di olah menjadi kertas papyrus itu disebut Hiroglip. Tulisan ini menjadi asal mula tulisan yang kita pakai sekarang.

Di Pergamon , Eumenes , II memiliki perpustakaan yang bahan pustakanya terdiri dari papyrus dan perkamen. Perkamen terbuat dari kulit binatang terutamakambing dan sapi . Perkembangan perpustakaan ini bersama waktunya dengan perpustakaan yang ada di Alexandria. Demikian juga di Yunani dan Roma terdapat perpustakaan yang cukup baik.perpustakaan ini tidak terbuka untuk umum , tapi untuk raja dan keluarga bangsawan.

Pada jaman pertengahan, mesjid dan gereja mempunyai perpustakaan pula. Bahan pustakanya pada umumnya terbuat dari perkamen atau kertas. Perpustakaan-perpustakaan ini terus berkembang sampai jaman renaissance. Mengenai kertas , telah dipakai orang di negeri Cina Tahun 105 sesudah masehi. Kertas ini menyebar ke Barat melalui Turkestan, Bagdad, Mesir, Iripoli, Frabrino, Italia, Jerman, Inggris, dan akhirnya ke Amerika abad ke 17. Di Prancis pada waktu terjadi revolusi (revolusi Perancis), perpustakaan milik raja dirampas dan dijadikan perpustakaan umum rakyat. Sejak itu rakyat dapat menikmati perpustakaan.

Menurut sumber sejarah yamg tertulis, perpustakaan di Indonesia dalam arti modern , didirikan tahun 1778 ialah perpustakaan Bataviaasch Genotschap Van Kunsten en Wetenschappen , yang kemudian menjadi Perpustakaan Museum Pusat Jakarta. Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 0164/0/1980 tanggal 17 mei 1980 jo Kepmendikbud No 0200/0/1980 tanggal 21 Juli 1980 tentang pembentukan Perpustakaan Nasional, maka Perpustakaan Museum tersebut diintegrasikan kedalam Perpustakaan Nasional.

Dikutip dari: Buku Bina Pustaka
Disalin oleh: Dindin Syamsudin

Sumber Tautan:

http://duniaperpustakaan.blogdetik.com/2009/11/14/makalah-perpustakaan-smk-siliwangi-sukabumi/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud