Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong

Oleh: Muhamad Amrun

Sapi potong menjadi salah satu pilihan komoditas yang diyakini bisa menjadi sumber pendapatan keluarga. Proses pemeliharaan sapi potong cukup mudah dilakukan. Namun, juga banyak kendalanya. Kendala tersebut pemeliharaan yang dilakukan peternak. Beberapa peternak belum memiliki orientasi bahwa beternak sapi potong bisa menjadi sumber pendapatan utama. Sehingga pemeliharaannya tidak hanya dilakukan secara asal–asalan.

Banyak harus diketahui peternak sebelum mengenal management pemeliharaan. Pemilihan bibit, pemberian pakan, dan pemasaran. Pemasalahan tersebut sering kali menjadi kendala para peternak.

Para peternak harus memperhatikan bibit yang akan dipelihara. Banyak macam untuk dapat memilih bibit sesuai dengan kebutuhannya. Pemilihan bibit harus memperhatikan beberapa hal antara lain :

  1. Kondisi sehat dan kuat
  2. Badan lebar dan dalam
  3. Pedagingannya padat dan bentuk badannya kompak
  4. Temperamennya aktif, tetapi lembut
  5. Kepala lebar, moncong tumpul.

Selain itu keberadaan kandang juga harus diberhatikan. Kandang yang baik harus memperhatikan beberapa aspek untuk dapat dipenuhi. Aspek – aspek yang setidaknya ada dalam kandang antara lain:

  1. Cukup mendapat sinar matahari
  2. Mempunyai saluran pembuangan dan tempat penampungan kotoran yang memadai
  3. Terbuat dari bahan yang cukup kuat dan tahan lama
  4. Bila mungkin lantai kandang disemen/dikeraskan dan dihampiri jerami biar hangat.
  5. Kandang hendaknya dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum
  6. Lantai diusahakan agak miring dengan kemiringan 2 derajat kearah pantat sapi dan diusahakan agar selalu kering dan hangat

Ukuran kandang juga harus diperhatikan. Ini sangat berpengaruh untuk kenyaman dari sapi. Apabila sapi merasa nyaman maka sapi tidak mudah stress. Ukuran kandang yang ideal untuk setap ekor sapi adalah sebagai berikut sapi induk : 2×1,5m2 dan pejantan 2x 1,5m2/ekor.

Dalam pemeliharaan penggemukan sapi, pakan sangat berpengaruh. Komposisi dari pakan harus diperhatikan. Pemberian pakan yang sangat mungkin diberikan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal adalah sebagai berikut :

  1. Pakan hijauan,yaitu bahan yang banyak mengandung serat kasar dengan nilai cerna yang rendah dan cukup protein seperti rumput gajah, rumput raja, benggala, satria, dan lain – lain. Jenis legume seperti gamal, acasia vilosa, turi serta dari jenis daun-daunan dan jerami. Pakan hijauan diberikan 10% dari berat badan perhari. Hijauan yang diberikan merupakan campuran antara rumput dan kacang-kacangan dengan perbandingan 2/3 bagian rumput dengan 1/3 kacang-kacangan, diberikan 2-3 kali sehari.
  2. Pakan Penguat (konsentrat). Pakan penguat adalah campuran bahan yang disusun sedemikian rupa.

Manajemant pemeliharaan sapi potong perlu dilakukan. Untuk itu ada beberapa metode yang harus dilakukan. Metode pemeliharaan sapi potong berdasarkan tujuan pemeliharaan yaitu:

  • sapi potong pembibitan,
  • sapi potong kereman,
  • sapi untuk ternak kerja

a. Pemeliharaan sapi potong pembibitan:

  • Sapi induk, Selain pemberian pakan yang baik pemeliharaan kesehatan dalam pemeliharaan sapi induk perlu juga diperhatikan sistim perkawinannya, sehingga induk dapat melahirkan setiap 1 – 18 bulan sekali.
  • Induk bunting, Sapi yang mengalami proses produksi harus mendapat perlakuan dan pakan yang baik. Pakan harus cukup baik, berikan pakan penguat sebanyak 2-3 kg/ek/hr ditambahkan mineral. Tempatkan sapi dikandang tersendiri agar merasa tenang. Jagalah kebersihan kandang, alasi lantainya dengan jerami/rumput kering.

Pemelihraan anak sapi, Setelah anak sapi lahir segera bersihkan lender yang
menempel pada tubuhnya,terutama bagian hidung dan mulut. Potong tali pusar dan olesi dengan yodium. Biarkan anak sapi menyusui pada induknya sampai 4 bulan. Mulai diperkenalkan dengan konsentrat pada umur 3 minggu.

b. Pemeliharaan sapi potong kereman
Ada 4 patokan dalam memilih sapi untuk dierem, diantaranya :

  • Sapi yang berumur kurang dari satu tahun yang akan diperlukan masa kerem selama 8-12 bulan.
  • Sapi berumur 1-2 tahun dengan masa kerem selama 6-8 bulan.
  • Sapi yang berumur 2-3 tahun dengan masa kereman selama 4-6 bulan.
  • Sapi yang berumur 3 tahun keatas dengan masa kereman maksimal selama 4 bulan

Selain dari segi umur juga perlu pertimbangan dari bentuk tubuh sapi yang akan dikerem dapat dipilih kurus, tapi bukan karena penyakit. Kuru dalam artian kurang makanan dan perawatan. Berat ideal sapi yang akan dikerem antara 140-200 kg. Pemberian konsentrat berupa dedak padi +starbio sebanyak 1 kg hari akan memberikan pertambahan berat badan rata-rata 600 gram/hari.

c. Pemeliharaan sapi untuk ternak kerja, Pada pemeliharaan ini perlu diperhatikan adalah ternak sebaiknya tidak dikerjakan pada waktu tertentu sbb:

  1. Satu bulan setelah dikawinkan
  2. Dua bulan sebelum melahirkan
  3. Satu bulan setelah melahirkan
  4. Pengolahan reproduksi

Kawinkan sapi betina untuk pertama kalinya pada umur 15 – 20 bulan,sedangkan yang jantan pada umur 15-24 bulan. Bila sapi menunjukkan tanda-tanda birahi pagi
hari,kawinkan 12-18 jam. Perkawinan dinyatakan berhasil bila sapi memeprlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:

  • Tidak muncul birahi pada periode berikutnya,
  • sapi kelihatan lebih tenang,nafsu makan dan minum bertambah,
  • rongga perut bertambah besar.
  • Kebuntingan sapi rata-rata berlangsung selama 283 hari

6. Pencegahan Penyakit
Ada beberapa jenis penyakit yang perlu diwaspadai dalam
mengelola sapi diantaranya:

a. Ngorok (SE)

Gejala:

  • Demam tinggi,badan lemah dan gemetar
  • Banyak air liur
  • Pembengkakan dileher , pundak kaki depan dan lidah
  • Penyempitan saluran pernafasan sehingga sulit nafas.

Pencegahan:

  • Vaksin anti SE
  • Pengobatan L dengan menggunakan antibiotika dan sulfa

b. Radang Kuku (Foot Rot)
Gejala:

  • Pembengkakan pada kuku dan sekitarnya
  • Tumit,kuku mengelupas dan timbul bisul , ternak pincang dan bisa lumpuh

Pencegahan:

  • Lantai harus kering,
  • kuku dipotong,
  • dibersihkan dengan larutan Betadine dan dibalut,
  • hal ini diulang setiap minggu.

c. Bioat (Tymphani,Kembung Perut)
Gejala:

  • Lambung bagian kiri membesar.
  • Nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali,sapi gelisah,sesak nafas,bila sudah dibaringkan susah berdiri

Pencegahan:

  • Jangan terlalu banyak memebrikan hijauan yang banyak mengandung air (rumput muda yang banyak kena embun),
  • diberi makan kasar dan jerami kering (hay)
  • untuk mengeluarkan gas diberikan minuman larutan gula merah dan air asam.

Sumber:

http://amrunjogja.blogspot.com/2008/09/manajemen-pemeliharaan-sapi-potong.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud