Dari pemetaan warga bersama Elses di 76 RT sekelurahan Terban, diperoleh tiga masalah penting dan mendesak untuk diatasi, yaitu masalah ekonomi, sosial-budaya, serta pembangunan prasarana dan sarana lingkungan.
Masalah ekonomi yang dihadapi warga kelurahan di tepian Kali Code Yogyakarta ini setidaknya ada tiga, yaitu; lemahnya akses ke sumber daya modal dan manajemen keuangan, kesulitan pemasaran dan keterbatasan tempat usaha, serta kemiskinan. Untuk masalah sosial-budaya, warga Terban menyimpulkan kurangnya lapangan kerja ten rendahnya ketrampilan sebagai masalah yang harus diatasi. Dalam kategori pembangunan dan lingkungan, masalah terpenting yang dihadapi warga adalah pencemaran limbah pasar, beberapa tiang listrik di tengah jalan, gorong-gorong saluran air yang terbuka, dan pembangunan talud Kali Code yang belum selesai.
Terhadap masalah-masalah prioritas ini warga Terban —melalui paguyuban Pinter— bersama Elses telah membuat beberapa wencanaan untuk mengatasinya. Untuk masalah rendahnya akses ke modal dan sulitnya pemasaran, warga sepakat untuk melakukan penataan lembaga keuangan dan peningkatan sumberdaya manusia bagi pengelola dinas perekonomian. Kurangnya lapangan kerja dan rendahnya ketrampilan akan diatasi dengan merencanakan pelatihan keterampilan serta pelatihan teknologi padat karya bagi 30 pemuda Terban.
Untuk pencemaran limbah pasar warga berencana melakukan aengelolaan bersama pihak terkait. Sedang tiang listrik di tengah jalan akan dipindahkan, dan gorong-gorong yang terbuka akan ditutup. Hanya saja ketika akan mewujudkan rencananya warga mengalami kesulitan karena terbatasnya sumberdaya. Adapula masalah yang penyelesaiannya di luar wewenang warga, seperti pembangunan talud Kali Code yang belum tuntas.
Akhirnya warga Terban, bekerjasama dengan Elses dan Paguyuban warga Yogyakarta (PAWARTA) menggelar seminar dan lokakarya (semiloka) antar pelaku pembangunan yang punya kepentingan di Kelurahan Terban, 29-30 Mei 2001 lalu. ‘Tujuannya agar warga bisa bertemu dengan institusi pelaksana pembangunan di Kota Jogja, dan membicarakan masalah warga bersama-sama,” jelas Morgana yang ditemui Kombinasi di sekretariat Paguyuban Pinter di Kelurahan Terban.
Pembahasan masalah dibagi ke dalam tiga komisi, yaitu Komisi Ekonomi, Komisi Sosial Budaya, dan Komisi Pembangunan dan Lingkungan. Dalam tiap komisi ada perwakilan warga yang digabung dengan orang dari dinas yang terkait dengan masalah komisi. Di komisi pembangunan dan lingkungan, misalnya, ada orang dari dinas prasarana pasar untuk membahas masalah pencemaran limbah pasar.
Dalam kesempatan semiloka antar-pelaku ini beberapa dinas terkait memberikan janji lisan untuk membantu warga Terban. Untuk realisasinya mereka mempersilakan warga membuat permintaan atau proposal tertulis.*