Balada Air Bersih Dari Kalibaru

Air adalah sumber kehidupan. Begitu kata banyak orang. Jadi wajar, kaiau warga Kalibaru ikut ribut kalau pasokan air bersih dan PDAM tiba-tiba macet

Ceritanya berawal dari tertangkapnya mafia air yang ada di kali baru. Rupa-rupanya ada orang yang nekat mencuri air dari pipa PDAM dalam jumlah besar, sehingga aliran air ke kran warga otomatis berkurang. Namun sayang, tertangkapnya mafia ini tak membuat aliran jadi deras. “Justru sebaliknya, aliran air malah dihentikan,” ujar Nurdin, salah seorang warga Kalibaru. Alasannya dalam perbaikan. Tentu saja warga tidak terima. “Enak aja, kita kan butuh air bersih! Lagian kita juga bayar kok, tiap-bulan,” tukas Nurdin lagi tinggi.

Air yang macet ternyata mengganggu aktivitas warga sehari-hari. Bayangkan saja, selama berminggu-minggu air tidak ngocor di empat RW di kelurahan Kalibaru. Belakangan, kocoran air PDAM juga semakin mengecil di wilayah-wilayah lain. “Akibatnya, saya terpaksa mandi sehari sekali,” kata Bulan, juga warga Kalibaru, sebal.

Untuk mendapatkan air, warga harus beli ke pedagang air, yang musim ini sepertinya laris manis. “Sehari biasanya saya pakai dua gerobak,” ujar Nurdin. Satu gerobak isinya lima jerigen besar yang dihargai 3500 perak. Jadi, minimal Nurdin mesti merogoh kocek 7000 perak sehari untuk memenuhi kebutuhan air keluarganya.

Kekesalan warga yang memuncak ini membuat warga, bersama-sama dengan Fokkal (lembaga warga yang ada di Kalibaru), mendatangi PDAM Jakarta Utara untuk mengadukan persoalannya. Pasca pengaduan, pejabat PDAM dan Walikota Jakarta Utara datang meninjau lokasi. Seminggu kemudian digelar dialog dengan komisi D DPRD Jakarta Utara. Pada pertemuan ini hadir Yayasan Lembaga Konsumen Kelurahan di Kalibaru. Ternyata usaha itupun belum maksimal. Tak ada perbaikan apapun dari PDAM. “Air masih tetap tak ngocor,” keluh Bulan lagi.

Belakangan, Fokkal pun berinisiatif memfasih’tasi pertemuan antara warga dengan PDAM. Hasilnya, PDAM diberi waktu sebulan untuk menyelesaikan persoalan air tersebut.

Nah, selama perbaikan dilakukan, “PDAM wajib membagikan air bersih ke pada warga,” kata Nurdin lagi. Setiap RW diberi jatah dua mobil tangki, dan gratis! “Tapi warga memberi upah sekedarnya buat para supir,” kata Nurdin lagi. Meski begitu di beberapa wilayah masih saja tak kebagian air. Hingga ibu-ibupun nekat merencanakan aksi ke Kantor Walikota Jakarta Utara.

Nah, sekarang sebulan telah berlalu, apa kabar PDAM?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud