Oleh Combine Resource Institution
Agar sebuah tulisan bisa disebut berita, dia harus memenuhi unsur berita. Unsur-unsur berita ini sering disebut 5W+1H (What = peristiwa apa yang terjadi? Who = Siapa yang terlibat? When = Kapan terjadi? Where = Di mana? How = Bagaimana kejadiannya? Why = Mengapa terjadi? Keenam unsur ini harus ada, agar sebuah tulisan bisa disebut berita. Untuk itu, setiap wartawan harus mencari tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai bahan berita.
Secara umum, bahan-bahan untuk berita bisa dikumpulkan dari dua macam sumber. Pertama, sumber langsung, yaitu wawancara atau pengamatan langsung (observasi) terhadap suatu peristiwa. Kedua, dari sumber tak langsung yang tersimpan dalam dokumentasi. Riset merupakan pekerjaan kunci untuk menggali sumber dari jenis informasi ini.
Pengamatan (observasi)
- Indera sebagai alat kerja
Setiap indera manusia; mata, telinga, lidah, kulit, hidung adalah alat kerja wartawan dalam merekam suatu kejadian. Fakta-fakta bisa didapat lewat penglihatan, pengecap, pendengaran, perasa, dan penciuman. Tapi, sebagus apapun alat tersebut tak akan ada artinya jika sang wartawan tidak mengamati langsung. Ia harus berada di lokasi kejadian.
Tapi itu saja belum cukup. Wartawan yang baik akan mampu membawa pembaca seolah-olah berada di tempat kejadian. Ia harus mampu melukiskan peristiwa sehingga pembaca seolah ikut melihat, mendengar, merasakan, membau. Pendeknya, membawa pembaca ke lokasi kejadian atau menjadi bagian dari peristiwa.
Wawancara
Tidak semua bahan berita bisa didapat hanya dengan mengamati peristiwa. Apalagi jika wartawan tidak berada di lokasi ketika kejadian berlangsung. Selain itu, latar belakang peristiwa seperti pengalaman, pendapat, atau harapan orang lain tidak bisa diperoleh lewat pengamatan saja. Itulah pentingnya wawancara. Dibawah ini ada beberapa jurus yang bisa dipakai untuk wawancara :
- Menjadi teman
Semua orang lebih bebas berbicara saat mereka santai dan menyukai orang yang mereka ajak bicara. Awal wawancara bisa Anda pakai untuk membangun suasana akrab dan santai. Tapi jangan lupakan kesopanan.
- Menjadi pendengar yang baik
Sebuah wawancara hanyalah sebuah percakapan. Anda dan orang yang orang yang Anda ajak bicara akan terlibat dalam kegiatan berbicara dan mendengarkan. Tapi pikirkanlah, mana yang lebih penting bagi Anda – berbicara atau mendengarkan?
- Memahami persoalan yang ditanyakan
Ketika wawancara, wartawan harus punya cukup bekal informasi tentang tema yang sedang ditanyakan kepada narasumber. Jika kita datang dengan kepala kosong, kendali wawancara justru akan dipegang oleh narasumber. Resikonya, kita tidak mendapat informasi yang dibutuhkan.
- Pertanyaan harus lugas dan jelas
Narasumber harus tahu secara persis pertanyaan yang Anda maksud sehingga jawaban yang diberikannya juga sesuai dengan pertanyaan Anda.
- Awali dengan pertanyaan ringan
Tak jarang kita harus menanyakan sesuatu yang sensitif sehingga membuat narasumber bersikap tertutup. Simpan pertanyaan tidak menyenangkan itu di akhir wawancara. Pastikan bahwa informasi lain sudah Anda dapatkan semua dari narasumber.
- Menggali informasi, gunakan kalimat terbuka
Kalau kita butuh informasi yang banyak dari narasumber, gunakan kalimat terbuka. Narasumber jangan diberi pertanyaan yang jawabannya tertutup : ya atau tidak. Pancing narasumber untuk menjelaskan, bukan mengiyakan atau membantah. Bisa dengan kalimat, bagaimana …., atau mengapa ….
- Meminta konfirmasi
Tapi adakalanya kita berhadapan dengan narasumber yang hanya kita inginkan konfirmasinya. Menghadapi narasumber seperti ini, kita bisa mengajukan pertanyaan tertutup. Syaratnya, kita sudah punya informasi yang lengkap. Karena itu, biasanya wawancara konfirmasi dilakukan setelah selesai wawancara dengan sumber-sumber lain.
Riset
Cara mengumpulkan bahan berita yang ketiga adalah penelitian (riset). Bahan yang diteliti dalam riset biasanya berupa dokumentasi, hasil penelitian, kliping, dan buku. Hasil liputan dari lapangan, digabung dengan hasil riset akan menghasilkan sebuah tulisan yang kaya data dan hidup. Karena itu, media yang baik biasanya menangani dokumentasi dengan baik juga. Dalam COMBINE, kita bisa menggunakan riset dari hasil pemetaan partisipatif warga, untuk mendukung tulisan sehingga lebih jelas dan lengkap.