WATES, KOMPAS – Pengelola radio-radio komunitas di Kulon Progo mulai mengincar siswa SD hingga SMA sebagai generasi penerus. Dengan demikian, peran radio komunitas sebagai penyampai informasi kepada masyarakat akan terus terjaga.
Sarbi, Manajer Siaran dan Produksi Radio Komunitas Swara Desa di Brosot, Galur, Kulon Progo, menyatakan, pihaknya sudah merintis kerja sama dengan berbagai sekolah di Galur agar siaran di radio dapat menjadi kegiatan ekstrakurikuler siswa. Upaya itu sudah berlangsung sejak tengah tahun 2008.
“Kami telah mengajak siswa SMP dan SMA Muhammadiyah Galur serta SDN Brosot. Hanya saja belum ada tindak lanjut dari ajakan tersebut,” tutur Sarbi, Jumat (28/11).
Kendala utama dari proses regenerasi itu adalah belum ada kesepakatan mengenai jadwal latihan siaran bagi siswa. Pihak sekolah menghendaki latihan siaran berlangsung pagi hari, sementara staf operasional Radio Swara Desa tidak bisa menyanggupinya karena sebagian besar dari mereka masih bekerja. Radio Swara Desa baru mengudara mulai pukul 14.00 hingga lewat tengah malam, sekitar pukul 02.00.
Upaya regenerasi pengelola radio komunitas dengan melibatkan pelajar juga sedang dilakukan Radio Muarakabi di Desa Hargowilis, Kokap. Penanggung jawab Radio Muarakabi, R Sujarwanto, menuturkan, pihaknya sudah mengundang perwakilan siswa SMP dan SMA di sekitar Kecamatan Kokap sebagai bentuk sosialisasi dan pengenalan siswa terhadap radio komunitas.
“Sampai sekarang, kami juga masih menyusun jadwal latihan siaran bagi pelajar. Pada dasarnya, kami bersifat fleksibel mengikuti kehendak sekolah. Kalau siswa ingin berlatih di studio, kami siap, dan begitu pula sebaliknya,” ujarnya.
Peran penting
Pemilihan segmen pelajar, menurut Sarbi, dikarenakan mereka memiliki daya tangkap lebih tinggi dari kelompok masyarakat lain sehingga mudah dilatih dan dibentuk sebagai penyiar atau staf produksi yang andal. Di sisi lain, siaran radio bisa dimanfaatkan sebagai penyaluran hobi.
“Kami menyadari bahwa sumber daya manusia yang kami miliki saat ini mungkin tidak sanggup mengikuti permintaan masyarakat akan informasi yang semakin tinggi. Diperlukan tenaga-tenaga baru yang lebih berkompeten,” kata Sarbi.
Ia juga mengatakan saat ini radio komunitas sudah memegang peranan penting di masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi di sekitar lokasi tinggalnya semakin tinggi untuk mendukung aktivitas mereka sehari-hari, seperti bertani dan berdagang.
Sampai saat ini jumlah radio komunitas yang mengudara di Kulon Progo hanya ada tiga buah, yakni Muarakabi, Swara Desa, dan sebuah radio amatir di Kecamatan Sentolo. Meski begitu, hanya Radio Muarakabi dan Swara Desa yang sudah memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah DIY. Radio Muarakabi menempati frekuensi 107,8 MHz dan Radio Swara Desa di frekuensi 107,7 MHz. (YOP)