Advokasi Talud Kali Code” ‘bekerja dengan informasi’

Bagi warga Terban yang terlibat dalam advokasi pembangunan talud Kali Code, informasi adalah barang yang teramat penting. Jadi jangan heran kalau dalam skema kerja yang disusun warga Terban dengan dukungan komunitas bantaran, aktivitas informasi adalah hal yang wajib dilakukan.

“Kita memang memulainya dari pemetaan yang melibatkan warga,” ujar Jon Nova. Dari pemetaan inilah data-data terkumpul. Setelah dianalisis, dan ditemukan masalahnya, barulah dilakukan pengumpulan data spesifik warga bantaran dan talud di Terban. Baru setelah itu, pengumpulan informasi ini diperlebar ke wilayah lain, yang mempunyai persoalan sama, pembangunan talud. “Sekaligus mengajak warga bantaran di wilayah lain untuk memperjuangkan hal yang sama-sama dibutuhkan,” ujarnya lagi.

Berbekal data dan informasi itulah, warga Terban kemudian memberanikan diri menjahit kerjasama dengan berbagai pihak yang dirasa akan membantu. Termasuk, mengumpulkan lembaga-lembaga sosial yang bergerak di bidang pembangunan, dari mulai Perguruan tinggi sampai LSM.

Nah, rencana ke depannya juga tidak jauh-jauh dari informasi.”Kita ingin yang tahu persoalan ini bukan cuma orang-orang PINTER saja,” ujar Jon Nova, Ketua PINTER, paguyuban warga Terban. Karena itulah, kampanye lewat berbagai media perlu di lakukan. “Kita pernah mengadakan talkshow dengan wakil walikota, dan rasa-rasanya cukup efektif,” ujamya.

Untuk memaksimalkan peran radio, mereka pun berencana menggelar serial talkshow yang dikemas dalam program Ramadhan, dan menerbitkan buletin yang mengangkat persoalan talud ini. Belakangan malah mereka menjajaki untuk membuat film sederhana, bekerjasama dengan lembaga lain. “Sekalian untuk memberitahu banyak orang, tak cuma warga Terban saja, tentang perlunya talud buat warga Terban, tapi juga pemerintah, dll,” tambahnya.

Tapi tak cuma kampanye, untuk memantapkan diri mereka juga berencana menggelar dialog lintas warga Bantaran, Kemudian warga juga diajak berbincang dengan tenaga ahli.

“Biar mereka juga teriibat penuh dalam pembangunan ini,” kata Jon lagi. Tak lupa mereka juga menggelar dialog lintas pelaku tentang tata kawasan bantaran sungai Yogyakarta. Namanya lintas pelaku, tentu saja forum ini tak cuma dihadiri oleh warga, tapi juga oleh pihak terkait. “Bisa jadi ada komitmen untuk menurunkannya dalam Perda, PP Kepmen atau UU,” ujar Jon lagi, namun yang terpenting,”Warga bisa ikut terlibat dalam proses pembangunannya,” tukas Bambang, Ketua Panitia Pembangunan Talud.

Seabreg kegiatan ini memang baru sebatas rencana. Tapi tidak berarti itu cuma mimpi.”Kalau dulu proyek pemerintah banyak yang gagal karena kurangnya ketertibatan warga,” ujar Bambang lagi. Kini, pelibatan warga diupayakan secara maksimal,”Jadi, mudah-mudahan berhasil,” tukas Bambang berharap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud