Oleh: Heri Abi Burachman Hakim, Staf Perpustakaan Fisipol UGM Yogyakarta
PERPUSTAKAAN sekolah biasanya hanya dikelola dengan seadanya. Seadanya dalam arti dikelola oleh sumber daya manusia seadanya, koleksi perpustakaan yang seadanya, perabotan yang seadanya serta gedung atau penataan ruang perpustakaan yang seadanya pula.
Kalaupun ada perpustakaan sekolah yang dikelola secara modern, jumlahnya tidak terlalu banyak. Itu pun hanya dilakukan oleh sekolah dengan dana yang memadai atau yang berdomisili di kota besar.
Pengelolaan yang seadanya ini menyebabkan perpustakaan tidak mampu menjelma sebagai institusi yang mampu menarik minat siswa untuk mengaksesnya.
Padahal jika perpustakaan sekolah mampu menjelma sebagai institusi yang mampu menarik minat siswa untuk berkunjung atau mengakses perpustakaan maka perpustakaan sekolah dapat berperan dalam mendukung sukses belajar siswa serta mampu merangsang minat baca siswa.
Otomasi
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyulap perpustakaan sebagai institusi yang mampu menarik siswa untuk mengakses perpustakaan adalah dengan menerapkan otomasi perpustakaan. Secara sederhana otomasi perpustakaan dapat dipahami sebagai pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan perpustakaan.
Pemanfaatan teknologi informasi di sini meliputi semua aktivitas pengelola perpustakaan dan bukan hanya memanfaatkan komputer untuk kegiatan administrasi perpustakaan.
Dengan otomasi perpustakaan, kegiatan pengolahan, pengadaan, pelayanan sirkulasi dan administrasi perpustakaan dilakukan secara otomatis menggunakan komputer.
Penerapan otomasi perpustakaan akan mencipkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan perpustakaan. Hal ini karena aktivitas perpustakaan dilaksanakan dengan menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer.
Bagi siswa implementasi otomasi perpustakaan dapat memotivasi siswa untuk mengakses perpustakaan karena dengan otomasi layanan yang diterima oleh siswa akan lebih cepat.
Selain itu dengan menggunaan komputer dalam otomasi perpustakaan dapat menjadi daya tarik bagi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan karena meraka akan tertarik untuk mengoperasikan komputer atau termotivasi untuk merasakan layanan perpustakaan dengan menggunakan komputer.
Tapi sayangnya tidak setiap perpustakaan sekolah mampu melakukan otomasi perpustakaan.
Hal ini karena pengelola perpustakaan serta pihak pengelola sekolah yang menaungi perpustakaan tidak mengerti bagaimana cara melakukan otomasi perpustakaan. Kurangnya pengetahuan tentang otomasi perpustakaan ini membangun persepsi bahwa otomasi perpustakaan adalah sesuatu yang mahal dan membutuhkan alokasi dana yang besar.
Sekolah yang tidak memiliki dana besar atau yang tidak memiliki perhatian yang besar untuk pengembangan perpustakaan tentu akan berpikir dua kali untuk melakukan otomasi perpustakaan jika implementasi otomasi perpustakaan membutuhkan dana yang besar.
Padahal jika memiliki pengetahuan tentang otomasi perpustakaan, otomasi perpustakaan saat ini bukanlah barang mewah yang untuk mendapatkannya diperlukan dana yang besar.
Selama ini ada persepsi bahwa otomasi perpustakaan adalah barang mewah karena biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan komputer dan perangkat lunak untuk membangun otomasi perpustakaan cukup besar. Harga komputer dan perangkat lunak otomasi perpustakaan mahal dan sulit dijangkau perpustakaan sekolah.
Namun jika mengikuti perkembangan teknologi informasi di dunia perpustakaan, saat ini otomasi perpustakaan bukanlah barang mewah. Perpustakaan hanya perlu menyediakan komputer maka perpustakaan dapat melakukan otomasi perpustakaan.
Dan saat ini harga perangkat keras semakin terjangkau. Perpustakaan tidak perlu lagi mengalokasikan anggaran untuk pengadaan perangkat lunak yang harganya terkadang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga perangkat keras. Hal ini karena perangkat lunak otomasi perpustakaan dapat diperoleh gratis oleh perpustakaan.
Salah satu perangkat lunak gratis yang dapat digunakan perpustakaan sekolah adalah athenaeum light. Athenaeum light adalah perangkat lunak gratis untuk otomasi perpustakaan yang dibuat oleh Sumware Consulting.
Sumware consulting merupakan pengembang perangkat lunak otomasi perpustakaan komersil bernama athaneum pro dan atheneum light merupakan versi gratisnya. Perangkat lunak otomasi perpustakaan ini berjalan dengan baik di sistem operasi windows.
Layaknya perangkat lunak otomasi komersil, dalam perangkat lunak gratis (free ware) ini tersedia fasilitas pengelolaan data buku, peminjaman, pengembalian, perpanjangan masa pinjam, laporan, cetak barcode, cetak label, statistik dan stock opname. Perangkat lunak ini sesuai digunakan oleh perpustakaan sederhana yang tidak membutuhkan informasi yang kompleks seperti perpustakaan sekolah.
Sederhana
Namun demikian, selain perpustakaan sekolah, jenis perpustakaan lainnya juga dapat menggunakan perangkat lunak ini sebagai perangkat lunak otomasi perpustakaan selama perpustakaan bersangkutan tidak membutuhkan informasi yang kompleks dari perangkat lunak otomasi. Untuk melihat profil lengkap dari perangkat lunak ini dapat dilihat pada Banyak perpustakaan sekolah di tanah air telah menggunakan athenaeum light sebagai perangkat lunak otomasi perpustakaan.
Bahkan tidak hanya perpustakaan sekolah, perpustakaan pribadi, perpustakaan masjid, perpustakaan lembaga swadaya masyarakat dan perpustakaan perguruan tinggi ada yang menggunakan perangkat lunak gratis ini sebagai perangkat lunak otomasi perpustakaan.
Beberapa perpustakaan pengguna athenaum light antara lain Perpustakaan SMA Negeri 2 Medan, Perpustakaan Akademi Kebidanan Pemkot Bukit Tinggi, Perpustakaan Rumah Singgah Lentera, Perpustakaan Forum Indonesia Membaca, Perpustakaan Universitas Paramadina dan masih banyak perpustakaan lainnya.
Berdasarkan pantauan penulis terhadap mailing list, pengguna athaneum light ( toolib at yahoogroups.com) tampaknya tidak mengeluh dengan kinerja perangkat lunak ini. Kalaupun ada, biasanya hanya berupa pertanyaan karena tidak dapat menggunakan beberapa fasilitas yang disediakan athaneum.
Artinya walaupun perangkat lunak ini dapat diperoleh secara gratis perangkat lunak ini berjalan stabil layaknya perangkat lunak komersil.
Selain karena perangkat lunak ini dapat diperoleh secara gratis dan kinerja perangkat lunak faktor lain yang memotivasi banyak perpustakaan menggunakan perangkat lunak ini adalah mudahnya instalasi, operasi perangkat lunak serta spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi.
Instalasi athaneum light mudah dilakukan. Cukup dengan memindahkan folder athaneum ke salah satu drive yang ada dikomputer serta merubah hak akses terhadap folder athaneum tersebut, maka ini dapat digunakan. Untuk mempelajari proses instalasi serta operasional perangkat lunak dapat dilakukan dengan mempelajari modul athaneaum light yang tersedia.
Perangkat lunak ini juga tidak mensyaratkan perangkat keras dengan spesifikasi tinggi. Versi terbaru dari athaneum light yaitu versi 8,5 mensyaratkan komputer berspesifikasi minimal pentium III agar perangkat lunak ini mampu berjalan normal.
Perangkat lunak serta modul athenaeum light dapat diperoleh di http://kali.openlib.info/. Situs ini merupakan situs resmi dari Komunitas Athaneaum Light Indonesia (Kali), komunitas pengguna athaneum light sekaligus komunitas yang dengan senang hati akan membantu pengguna dan calon pengguna athaneum light yang menghadapi masalah dalam pemanfaatan athaneum light.
Pengguna athaneum light tidak hanya memiliki website Kali sebagai sarana bertanya dan mengetahui lebih jauh tentang athaneum. Pengguna dan calon pengguna athaneum light memiliki sebuah forum untuk berdiskusi.
Forum diskusi tersebut adalah sebuah mailing list.
Melalui mailing list ini pengguna dan calon pengguna dapat berdiskusi seputar pemanfaatkan dan kelemahan (bugs) athaneum light. Untuk berdiskusi melalaui Mailing list pengguna athaneum light Anda dapat mengakses http://tech.groups.yahoo.com/group/tooli… (80)
Sumber Tautan:
http://duniaperpustakaan.blogdetik.com/2009/11/17/athenaeum-light-mendigitalisasi-perpustakaan/