Oleh Biduk Rokhmani
Sungguh, alangkah menyenangkan jika buku dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Apalagi harga buku saat ini cenderung melambung tinggi sehingga masyarakat yang berpenghasilan rendah sulit mendapatkan buku yang berkualitas karena harganya yang relatif mahal. Kehadiran perpustakaan daerah yang berbiaya rendah belum menjadi solusi terbaik. Atas dasar kesadaran untuk membuat masyarakat melek baca itulah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Yogyakarta, melalui Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) membuat program untuk mendekatkan buku kepada masyarakat di daerah pelosok. Yakni mengadakan perpustakaan keliling dengan menggunakan bus. ”Bus untuk perpustakaan keliling itu sebagai perpanjangan tangan dari perpustakaan daerah memang sudah ada di kabupaten. Kami hanya ingin memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan cara ‘menjemput bola’ agar seluruh warga Sleman menjadikan membaca sebagai salah satu gaya hidup mereka, bahkan yang tinggal di pelosok-pelosok desa,” terang Kepala KPAD Pemkab Sleman Dra Sri Wahyuni. Perpustakaan keliling itu sendiri bisa menjangkau daerah-daerah di Berbah, Pakem, Caturtunggal, Minggir, Moyudan dan Balong secara bergantian. Sedangkan untuk hari Jumat dan Sabtu, bus hanya dioperasionalkan berdasarkan pesanan atau permintaan dari warga. Saat ini sudah ada sebuah pondok pesantren dan SD di Dusun Balong, Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik yang mem-booking untuk kunjungan setiap hari Sabtu. Oleh karena segmen terbesar bus perpustakaan keliling itu adalah anak-anak SD dan SMP, maka koleksi terbesar yang mereka punya juga berupa buku-buku cerita untuk anak-anak. Bahkan bus itu sendiri dilukisi dengan gambar kartun Tweety agar dapat mendekatkan mereka kepada anak-anak. Selain koleksi buku-buku yang berjumlah 3.000-an buah, di dalam bus yang dioperasionalkan pada hari Senin-Kamis, mulai pukul 11.00 hingga 13.30 itu juga terdapat sebuah komputer yang dijalankan dengan accu inverter (pengubah tenaga aki menjadi listrik). Komputer itu difungsikan untuk memutar CD tentang pengetahuan dan perkembangan teknologi. Oleh karena keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, saat ini untuk penggunaan komputer baru dapat dioperasionalkan secara off-line.
Padahal, dalam kurun waktu tiga tahun belakangan ini, Perpustakaan Daerah Sleman tengah gencar menjalankan program Warung Informasi Teknologi (Warintek) yang bekerjasama dengan Kantor Menteri Riset dan Teknologi (KMRT). Warintek Perpustakaan Pemkab Sleman itu merupakan warintek ketiga di DIY yang didirikan setelah Warintek Pemerintah Provinsi dan UGM. Tujuan didirikannya warintek di Sleman sendiri sebenarnya untuk memasyarakatkan informasi iptek ke seluruh masyarakat kota dan daerah. ”Terutama sekali untuk mengangkat potensi daerah Sleman agar masyarakat sadar akan pentingnya informasi iptek untuk disosialisasikan secara tepat guna,” kata Kasi Perpustakaan KPAD Pemkab Sleman Herawati SH.
Warintek yang didanai oleh KMRT dan dianggarkan dalam APBD Pemkab Sleman dengan total anggaran awal Rp 35 juta itu semula hanya memiliki aset berupa dua buah komputer. Namun seiring berjalannya waktu, perpustakaan daerah berhasil menambah perangkat komputer hingga berjumlah delapan buah saat ini. Hal tersebut didasari oleh adanya minat yang tinggi dari masyarakat pengakses warintek setiap harinya. ”Sejak kami membuka layanan warintek pada tahun 2002, setiap hari rata-rata pengunjung yang datang bisa mencapai 20 hingga 25 orang. Kalau kami tidak berusaha menambah aset, kasihan para pengunjung itu sampai harus antri jika mau pakai internet,” ujar Herawati.
Animo yang tinggi dari masyarakat pengguna layanan warintek di Perpustakaan Daerah Sleman ini tidak lepas dari adanya biaya yang relatif cukup murah untuk kantong pelajar dan mahasiswa sebagai pelanggan utama. Penerapan tarif tersebut hanya dibebankan sebagai pengganti administrasi sebesar Rp 2.000 dan bahkan justru gratis di seperempat jam pertama.
Terlepas dari murahnya biaya, pengguna jasa warintek juga bisa mengakses database yang telah berhasil dihimpun oleh instansi-instansi yang berada di lingkungan Pemkab Sleman. Meskipun pengolahan database masih dilakukan oleh Seksi Data Elektronik Kantor Telematika Pemkab Sleman secara terpusat, namun dengan adanya warintek data-data itu dapat diakses oleh masyarakat umum. Sejauh ini layanan warintek yang sudah dapat diakses adalah informasi teknologi tepat guna, aplikasi otomasasi perpustakaan, pariwisata, pertanian, potensi alam, pembuatan website atau homepage dan hari jadi Kabupaten Sleman.
Selain bisa diakses secara on-line di dalam gedung perpustakaan, bagi masyarakat yang tidak dapat menjangkau lokasi warintek, warga juga bisa mengakses warintek secara off-line melalui bus perpustakaan keliling. Maksudnya, warintek membuat suatu rekaman website dalam bentuk CD yang kemudian diputar dengan komputer yang ada dalam bus atas permintaan pengunjung. Hal itu disebabkan belum adanya kabel penghubung dan pemancar, maka penggunaan internet masih belum bisa diakses secara on-line. Rencananya, tahun depan Warintek akan menambah bus agar lebih banyak lagi desa yang bisa dilayani, termasuk menambah buku-buku koleksi.