Oleh Zein Muffarih Muktaf
Sekolah merupakan salah satu ajang perkenalan kaum remaja dengan teknologi informasi dan komunikasi. Memang tidak semua sekolah memiliki fasilitas ini, namun SMU Negeri 3 Yogyakarta beruntung karena memilikinya. Tidak sekadar meletakkan perangkat keras di sebuah ruangan, siswa SMU Negeri 3 sangat kreatif dengan membentuk klub peminat teknologi informasi dan komunikasi, terutama seputar komputer.
Padmanaba Computer Club (PCC), demikian nama klub peminat TIK ini. Awalnya beberapa siswa penggemar komputer membentuk wadah untuk saling berbagi dan belajar bersama. Dalam perkembangannya ternyata banyak siswa yang ingin bergabung. Ketua PCC Asad Fatchul’ilmi mengungkapkan bahwa di tahun ajaran 2006-2007 ada sekitar 50-an siswa kelas 10 yang mendaftarkan diri.
PCC yang dijalankan Ashad dan kawan-kawannya ini konsentrasi pada pengembangan desain grafis, website, dan pemrograman. Ada juga yang kemudian terjun ke dalam bidang animasi dengan program Flash Macromedia. Meski anggotanya adalah siswa SMUN 3 Yogyakarta, namun PCC bukan merupakan organisasi formal intra sekolah, hanya sebuah komunitas siswa yang hidup dan berkembang di sekolah tersebut. Sebelumnya PCC memang masuk dalam ekstrakurikuler, namun kemudian organisasi tersebut dihapus.
Walaupun tidak lagi masuk sebagai salah satu ekskul, namun semangat dalam berkarya melalui media komputer tak pernah surut. Buktinya, siswa yang tergabung dalam PCC ini telah menghasilkan sebuah situs portal bagi siswa serta alumnus. Situs yang beralamat di www.padmanaba.or.id ini merupakan hasil kerja sama PCC dan alumnus di sekolahnya. Melalui situs ini para siswa dan alumnus bisa saling komunikasi, berbagi informasi mengenai informasi perkembangan sekolah terkini.
Tak hanya itu, rencananya PCC juga akan membuat website untuk Organisasi Intra Sekolah (OSIS) serta organisasi lainnya yang memang membutuhkan. Walaupun rencana panjang telah dibuat, PCC sementara lebih memfokuskan pada situs komunitas.
Disamping itu PCC juga membentuk TOKIPAD (Tim Olimpiade Komputer Padmanaba) untuk mempersiapkan siswa ke Olimpiade Komputer. Biasanya, setiap hari Jumat, para siswa berkumpul di laboratorium komputer untuk berlatih bersama. “Kita berlatih dengan problem solving,” ungkap Ketua TOKIPAD Affath Firdausi, yang tengah mempelajari sistem pemrograman berbasis paskal. Menurut Affath, ada sekitar 15 orang yang berlatih pada hari itu. Dari 15 orang yang berlatih, diambil 10 orang yang nantinya akan berlaga dalam Olimpiade Komputer tingkat provinsi. Mereka rutin berlatih seminggu sekali, dan akan berlatih setiap hari jika sudah mendekati hari H Olimpiade Komputer. Pelatih serta pendampingnya diambil dari alumnus sekolahnya yang dulu juga pernah ikut dalam olimpiade tersebut.
Penjelajahan anggota PCC pun semakin meluas dengan mengadakan workshop LINUX, sebuah sistem operasi berbasis open source. Kegiatan tersebut merupakan kerja sama PCC dengan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta. Tujuannya mengajak siswa di sekolahnya untuk mengenal lebih jauh program-program lain selain program Windows.
Bukan tanpa hambatan, menurut Ashad, ketidakbiasaan murid menggunakan Linux mengakibatkan worshop tersebut tidak begitu sukses. Tapi ia cukup antusias untuk tetap mengembangkan pemakaian program open source yang masih jarang digunakan di kalangan remaja. Melihat semangat anggota PCC untuk mengeksplorasi teknologi, dan tidak berhenti sebagai konsumen, cukup membuat harapan baru tentang Indonesia di masa depan.