International Solidarity Prize untuk Radio Sagarmatha

Bulan November 2006 lalu, Radio Sagarmatha, sebuah radio komunitas di Nepal mendapatkan penghargaan dari Asosiasi Penyiaran Radio Komunitas Sedunia (AMARC) di Amman, Yordania yang bertepatan dengan Konferensi AMARC Ke-9. Penghargaan tersebut diberikan kepada Radio Sagarmatha sebagai bentuk kepeduliannya terhadap penegakan HAM dan demokrasi di Nepal.

Atas dukungan UNESCO, Radio Sagarmatha berdiri tahun 1997. Bersama radio komunitas lainnya Radio Sagarmatha membentuk gerakan “Save the Independent Radios.” Gerakan tersebut didirikan sebagai wujud perlawanan terhadap kebijakan yang menindas dari Pemerintahan Raja Gyanendra. sebuah pemerintahan otoritarian yang telah menggulingkan pemerintahan hasil pemilu. 1 Februari 2005 rezim Gyanendra mengeluarkan kebijakan supaya semua bentuk siaran radio dihentikan atau dikendalikan oleh pihak pemerintah. Diturunkan pula kemudian tentara di setiap stasiun radio sebagai pengawas dan badan sensor langsung.

Menurut Presiden AMARC Internasional Steve Buckley, kepentingan pemerintah untuk menjaga keamanan nasional tidak bisa dijadikan alasan untuk melarang penyiaran berita dan informasi. Dengan sikap Pemerintah Nepal yang seperti itu AMARC mengutuk keras pengekangan penyiaran yang telah terjadi.

Tak selang lama, atas desakan masyarakat internasional serta keputusan Mahkamah Agung, kebijakan tersebut akhirnya dicabut kembali. Walaupun pelecehan serta ancaman pemerintah masih belum dihentikan.

Mohan Bista, Durga Karki, dan Raghu Mainali mewakili Radio Sagarmatha yang menerima The AMARC International Solidarity Prize, di mana mereka telah menjadi pahlawan penegakan HAM serta demokrasi lewat media siaran radio di Nepal. (zn, dari berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud