Berbeda dengan media arus utama, media komunitas hidup dalam banyak keterbatasan. Mulai dari dana, daya jangkau hingga perhatian dari penguasa yang antara lain tercermin dari regulasi yang ada. Padahal di sisi lain media komunitaslah yang justru sebenarnya memiliki kemampuan menyuarakan kepentingan riil serta masalah yang dihadapi masyarakat di sekitarnya.
Namun ternyata segala keterbatasan tersebut tidak membuat media komunitas jalan di tempat dan menyesali nasib. Strategi sederhana tapi telah teruji untuk menyiasati situasi ini adalah dengan kolaborasi. Kerja berjaringan baik dengan sesama media komunitas, Lembaga Swadaya Masyarakat, media arus utama hingga lembaga negara dibutuhkan untuk menggemakan suara komunitas yang diharapkan berujung pada solusi, antara lain berupa perubahan atau kebijakan baru.
Buku ini memuat empat cerita kolaborasi yang dilakukan media komunitas saat mengadvokasi kepentingan masyarakat. Tentu ada banyak cerita lain yang tersebar di penjuru negeri. Ada yang menuai keberhasilan, ada yang masih berjuang. Tulisan-tulisan ini sekedar perhentian sejenak bagi kita yang bergiat di dunia media komunitas, untuk berbagi inspirasi dan semangat, dan kemudian
bersama-sama lagi melanjutkan perjalanan pembelaan kepentingan komunitas.