Lewat Radio, Kusampaikan Salamku

“Kalau di rumah lagi bosen ngapain ya? Dari pada keluyuran enggak jelas mending dengerin radio aja di rumah sambil tiduran, he..he..he,” terang Tarry siswi SMA N 1 Sewon tentang kesukaannya mendengarkan radio. Hmm..berbicara tentang radio, Yogyakarta merupakan salah satu kota yang jumlah stasiun radionya cukup banyak. Paling banyak sekarang ini adalah radio-radio komersial yang membidik anak muda Yogyakarta sebagai pendengarnya. Suguhan lagu-lagu menjadi menu utama yang ditawarkan radio-radio tersebut.“Kalau aku si seneng mendengarkan radio soalnya banyak acara yang muterin musik, apalagi lagu-lagunya yang baru,” jelas Dini siswi Sekolah Menengah Farmasi (SMF) Indonesia Yogyakarta. Pernyataan serupa dikatakan Aditya Nugroho, siswa SMA N 1 Kasihan. “Di radio lagu-lagunya selalu up to date dan enggak bikin bosen,” kata Aditya.

Selain lagu-lagunya, apa yang kamu dapat dari mendengarkan radio?  “Kalau aku, selain bisa menikmati lagu-lagunya, aku juga bisa kirim-kiriman salam sama temen-temenku, he..he..he,” tutur Weliyan Tanoyo teman satu sekolah Dini. “Kita tinggal SMS ke radio itu, terus tinggal tunggu dibacain aja salam kita sama penyiarnya,” tambah Weliyan Tanoyo.

Tapi cukup berbeda jawaban dari Umi Latifah siswi SMA N 1 Kasihan, “Dari ndengerin radio, aku bisa mendapat informasi tentang kampus-kampus yang ada di Yogya. Sekalian buat persiapan cari sekolah kalau udah lulus SMA nanti,” kata Umi memberikan alasannya.

Ternyata begitu banyak hal yang bisa kita dapat dari mendengarkan radio, mulai dari dengerin lagu, saling berkirim salam, dapat informasi tentang kampus-kampus di Yogyakarta, dan masih banyak lagi. Tapi dari semua  sebenarnya apa si kelebihan dan kekurangan dari radio dibanding media lain? Coba kita simak pendapat dari temen-temen kita.

“Kalau kelebihannya dibanding media lain itu karena informasi yang kita dapat lebih cepat dari media lainnya. Seperti saat ada gempa, radio bisa lebih cepat mengabarkan kejadian tersebut dari pada media lain,” jelas RR Putri Febrianingtyas siswi SMA N 4 Yogya. Tak mau kalah Hanny siswi SMA N 2 Yogya mengungkapkan pendapatnya, “Mm kelebihan radio itu bisa diakses di mana aja, maksudnya radio itu lebih gampang buat dibawa kemana saja. Sekarang ini di handphone, mp3, mp4, dan ipod kita juga sudah bisa mendengarkan radio,” jelas Hanny.

Soal kekurangan radio, menurut Hanny lebih karena pendengar tidak bisa melihat secara visual. “Kekurangannya, kita cuma bisa sebatas dengar suara dan sinyalnya cuma ada di daerah-daerah tertentu,” kata Hanny. Selain itu gelombangnya sering banyak ‘semutnya’ alias gak jelas, itu pendapat dari  Adam Noor Rochmad siswa SMK 3 Yogya.

Selain radio komersial, saat ini di Yogyakarta juga merebak radio komunitas. Tentang jenis radio ini, Anji siswa XI SMA N 1 Sewon, pendiri radio komunitas SMA N 1 Sewon punya penjelasan. “Radio ini biasanya berdiri dari sebuah komunitas yang ingin mengaspirasikan pendapatnya,” jelas Anji. Lalu apa yang membedakan radio komunitas dengan radio komersial? Perbedaan yang paling terasa, kata Anji, adalah dari segi jangkauan pemancar, karena kapasitas pemancar yang dimiliki radio komunitas biasanya jarak jangkauannya hanya 4-5 km saja.

Berarti minim ya, daerah jangkauannya? “Karena itu kenapa disebut radio komunitas, biasanya hanya komunitas tertentu saja yang mendengarkannya,” ungkap Anji. Satu hal yang pasti, radio komunitas memiliki jumlah pendengar yang lebih tetap dibanding dengan radio-radio komersial yang saling bersaing untuk mendapatkan pendengar dengan menawarkan program-program yang menarik minat para remaja kota Yogya. n-o (G Anggertimur dan Farhan Binar S)

Kedaulatan Rakyat > Kaca – Selasa, 30 Desember 2008

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud