Pada bulan Juli 2005, Radio Komunitas Solu FM 102,2 MHz, Nepal, membuka program pelatihan mengenai teknologi dan produksi radio di Salleri Solukhumbu, sebuah kota di bagian timur Nepal dengan populasi sekitar 119.000 jiwa. Saat pelatihan tersebut, lebih dari 50 persen pendaftarnya adalah perempuan. Hal ini sangat mengejutkan pihak Solu FM, karena ternyata semangat dari kaum perempuan di Solukhumbu cukup tinggi. “Saya di sini karena saya ingin menjadi pekerja radio yang baik. Saya tertarik menjaring suara-suara berbeda dari komunitas, terutama suara perempuan,” ungkap Bishnu Kumari Rai. Ia mengatakan bahwa ia ingin memroduksi program radio dalam bahasa Rai (bahasa lokal) dan fokus pada persoalan perempuan. Ia berjalan selama 6 jam dari desanya untuk datang ke Salleri. “Saya selalu bertanya-tanya bagaimana perempuan bisa berbicara dengan sangat baik ketika saya mendengarkan mereka di radio. Apakah kelebihan mereka? Seberapa banyak pengalaman yang mereka punya sehingga bisa berbicara di radio? Saya memutuskan untuk mengunjungi stasiun radio ini untuk memperoleh jawaban. Ketika saya datang dan mengetahui bahwa mereka adalah komunitas lokal dan pendidikannya setara dengan saya, maka saya juga ingin menjadi pegiat radio,” lanjutnya dengan suara bersemangat.
Solu FM mulai bersiaran pada bulan Agustus 2004. Ini adalah radio komunitas yang dikelola oleh komunitas untuk menyebarkan informasi ke masyarakat lokal yang tidak mempunyai akses ke media lain. Kini, ada lebih dari 12 pegiat radio yang terlibat dalam produksi siaran, dan separuhnya adalah perempuan. Penyiar Manjula Rajbhandari, Jamuna Tamang, Santu Nepali, Dambar Kumari, Sujata Tamang, dan Juli Gurung adalah perempuan yang sangat dikenal di komunitasnya. “Sekarang banyak orang datang ke stasiun radio dan ingin bertemu dengan kami. Saya jadi merasa lebih bertanggung jawab kepada komunitas.
Sebelumnya saya hanya tinggal di rumah dan tak ada satu pun yang mengetahui siapakah saya,” ujar Manjula. Ia adalah salah satu dari bagian teknisi di stasiun radionya. Menurutnya, radio telah memainkan peran yang sangat dramatis dalam mengubah wawasan dan cara hidupnya.
Solu FM juga mempunyai beberapa perempuan lokal yang bekerja sebagai relawan. Beberapa dari mereka adalah guru, pegawai pemerintahan, aktivis LSM, dan ibu rumah tangga. Chitra Rajbhandari, seorang guru di sekolah lokal secara rutin bersiaran mengenai layanan masyarakat. Saat murid dan orang tuanya mendengar suara Chitra di radio, mereka sangat bangga dan popularitasnya meningkat. “Suara saya telah mendorong banyak perempuan untuk terlibat di radio komunitas,” ungkapnya.
Biasanya pertanyaan dari perempuan lokal adalah persoalan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Misalnya, bagaimana melindungi anak-anak saya dari penyakit? Bagaimana agar perempuan bisa mempunyai penghasilan sendiri? Bagaimana membentuk kelompok-kelompok untuk kegiatan mikro kredit? Bagaimana bisa mendapatkan pinjaman untuk memulai usaha kecil? Ini adalah beberapa pertanyaan dari perempuan lokal yang diterima oleh stasiun radio dan sebisa mungkin dijawab melalui program-program radio.
Sujata Tamang, salah satu dari penyiar mengungkapkan bahwa keterlibatannya di radio telah memungkinkan dirinya bertemu dengan orang-orang baru. Setiap saat ketika dia bertemu dengan orang baru, ia bisa memperoleh hal baru yang bisa digunakan untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan cara memberikan informasi yang benar melalui radio. Oleh karena itu radio adalah alat yang sangat efektif untuk menyiarkan informasi terbaru dan pendidikan, tidak hanya untuk komunitas, tetapi juga orang-orang yang bekerja di radio.
Bagi banyak orang radio nampak sebagai bentuk teknologi informasi dan komunikasi yang paling kuno. Namun di daerah terpencil seperti Solukhumbu, teknologi radio sangat berguna dalam memenuhi kebutuhan warganya atas informasi. Terutama kaum perempuan dapat mengembangkan potensinya melalui radio komunitas. ***
(Diterjemahkan dari artikel Women show the way in Solu FM, Nepal dalam Amarc Asia Pasific Newsletter, March 2007)