Aplikasi pesan instan (instant messenger) seperti Yahoo Messenger, Skype, GoogleTalk, dan Meebo merupakan alat komunikasi yang murah dan praktis. Aplikasi pesan instant ini sangat populer di dunia internet karena mampu menjembatani komunikasi lintas negara dan benua. Berbekal koneksi internet berpita rendah sekalipun (low bandwith), aplikasi ini dapat digunakan.
Yahoo Messanger merupakan layanan portal Yahoo yang sangat kondang. Penggunanya pun cukup mendaftar, lalu mendapatkan identitas pengguna (username) dan kata sandi (password) secara cuma-cuma pada portal itu. Identitas pengguna dan kata sandi itu bisa digunakan untuk mengakses layanan Yahoo Messenger, berupa chatting dan komunikasi suara. Apabila ditambahkan alat rekam gambar bergerak (webcam) maka tatap muka jarak jauh dapat dilakukan.
Layanan pesan instan lainnya tak jauh berbeda. GoogleTalk merupakan layanan Google yang fungsinya mirip dengan Yahoo Messenger. Sayang, GoogleTalk kurang populer di kaslangan pengguna internet di Indonesia. Google hanya dikenal di kalangan penyelancar informasi di dunia maya. Mesin pencari (search engine) Google nomor wahid untuk urusan pencarian data dan informasi, namun fungsi lainnya kurang dimaksimalkan.
Dalam jaringan komunikasi lintas negara, peran aplikasi pesan instan dalam menghubungkan buruh migran dan keluarganya sangat besar. Lewat aplikasi ini, buruh migran bisa berbincang-bincang dengan keluarganya tanpa harus takut mengeluarkan dana yang berlebih. Seluruh aplikasi pesan instan juga memiliki fasilitas konferensi yang memungkinkan mereka bisa berbincang dengan banyak kalangan.
Gaung aplikasi pesan instan ini memang mulai redup dengan munculnya situs jejaring sosial, seperti Multiply, Blogspot, dan Facebook yang menawarkan banyak fasilitas pada pengguna internet. Selain layanan komunikasi, situs jejaring sosial menawarkan fasilitas aktualisasi diri, seperti unggah foto, catatan, kalender, dan pembaruan status (update status). Namun, untuk mengakses keseluruhan fasilitas situs jejaring sosial, para penggunanya harus memiliki akses internet berpita lebar (high bandwith). Tak heran, meskipun banyak buruh migran yang menggunakan situs jejaring sosial, terutama facebook, hanya menggunakan fasilitas pesan singkatnya saja ataupun pembaruan status. Jadi, aplikasi pesan instan tak pernah tamat riwayatnya.
Pertanyaan selanjutnya, apakah setelah jalur komunikasi mampu diakses oleh buruh migran berpengaruh terhadap perbaikan kehidupan mereka? Untuk menjawabnya dibutuhkan kajian yang lebih tajam dan mendalam. Saya memohon Anda sudi menganalisis permasalahan ini lebih lanjut?