Koperasi dengan 46.000 Anggota
Keberhasilan yang dialami oleh Koperasi Setia Budi Wanita di Kota Malang merupakan impian dari Ny Suradji yang pada tahun 1957 berinisiatif untuk menyatukan koperasi wanita di Jawa Timur. Adalah kerinduan beliau untuk melihat perempuan Indonesia dapat mandiri serta mengatur ekonominya sendiri. Cita-cita ini mulai terealisasi dengan berdirinya Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur (Puskowanjati) pada 1 Maret 1959 di Kota Malang. Saat itu sudah tergabung 20 koperasi yang disebut “primer”. Hingga kini, Puskowanjati telah mewadahi 44 primer dengan total anggota mencapai 46.000 orang. Aktivitas anggota primer ini meliputi pertanian, peternakan, perikanan, perikanan, usaha kecil, dan yang terbesar adalah ibu rumah tangga.
Semangat awal yang dirintis oleh Ny Suradji masih tetap terpelihara hingga kini. Secara konsisten, Puskowanjati telah memberikan layanan bagi koperasi yang berada di naungannya, di antaranya adalah program mikrokredit, memperkuat manajemen organisasi, dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi.
Layanan utama dari Puskowanjati adalah pemberian kredit pada usaha kecil dengan menerapkan sistem tanggung renteng. Tanggung renteng adalah pengembalian kredit pinjaman yang ditanggung bersama oleh anggota kelompok. Sistem ini terbukti mampu mengembangkan usaha para anggota karena di dalamnya ada kebersamaan, tanggung jawab, dan disiplin. Setiap anggota dituntut untuk disiplin membayar kreditnya agar tidak menyusahkan anggota lainnya. Di samping itu jika ada satu anggota yang usahanya sedang tidak stabil, maka anggota lain akan menanggungnya sehingga usaha tersebut tetap bisa berjalan.
Puskowanjati tidak hanya memaknai koperasi sebagai lembaga usaha, tetapi juga lembaga pembelajaran bagi anggotanya. Beberapa program pelatihan yang sudah digelar oleh Puskowanjati kepada anggotanya antara lain pelatihan sistem tanggung renteng, pelatihan pembukuan, laporan keuangan dan akunting, pelatihan komputer, serta pelatihan penjaringan kader PPL.
Mengorganisasikan sekian banyak koperasi tentunya tidak mudah. Puskowanjati menerapkan pola pembinaan dan konsultasi yang disampaikan oleh pembina kepada primer selama satu bulan satu kali. Selain itu juga dilakukan evaluasi keuangan anggota primer. Pola yang diterapkan adalah primer wajib melaporkan rincian laporan keuangan yang meliputi rugi-laba.
Selama ini untuk memperlancar komunikasi antara Puskowanjati seperti bentuk laporan keuangan dilakukan melalui faksimile, belum menggunakan internet. Berbeda dengan kantornya sendiri, karyawan Puskowanjati telah menggunakan sistem online yang bisa menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya. Tetapi di tingkat primer, penggunaan komputer dan internet masih sangat minim. Baru ada 4 koperasi yang memakai internet yaitu Koperasi Setia Bakti Wanita Surabaya, Koperasi Kartika Candra Pandaan-Pasuruan, dan Koperasi Setia Budi Wanita Kota Malang.
Puskowanjati sudah berhasil mengubah hidup warga Jatim. Melalui simpan pinjam yang berpijak pada sistem tanggung renteng, banyak keluarga bisa meningkat taraf ekonominya. Tercipta lapangan pekerjaan baru, serta anak-anak bisa sekolah dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Seandainya jumlah anggota Puskowanjati bisa bertambah terus, maka semakin banyak generasi masa depan yang terselamatkan.