Radio Abilawa: Menengahi Konflik lewat Radio

Tanya:
Tolong dong Kombinasi menginformasikan bagaimana caranya mendirikan radio warga. Ini bisa jadi referensi buat kawan-kawan yang tertarik untuk mengembangkan radio di komunitasnya. – Bastari-Lampung.

Jawab Mas Nasir:
Keberadaan radio warga hanya akan kuat jika didukung oleh anggota komunitasnya. Tanpa itu jangan harap radio warga akan berumur panjang. Maka untuk mendirikan radio warga, langkah pertama yang harus ditempuh adalah melibatkan partisipasi warga.

Pada tahap perencanaan, bentuk partisipasi warga berupa mengikutsertakan mereka dalam menetapkan misi atau tujuan radio warga. Misi tersebut akan sangat menentukan jenis program siaran dan segala aktivitas yang dijalankan oleh radio. Cara yang biasa digunakan adalah dengan metode diskusi terfokus (FGD) bersama anggota komunitas yang mewakili berbagai kelompok warga. Bisa juga dengan wawancara mendalam kepada tokoh-tokoh masyarakat. Beberapa pertanyaan kunci yang bisa diajukan, misalnya apa masalah bersama yang sedang mereka hadapi? Apa yang mereka harapkan dari radio warga? Apa bentuk keterlibatan yang bisa mereka lakukan?

Setelah misi radio ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menyiapkan peralatan siaran. Untuk itu diperlukan informasi yang lengkap tentang kondisi alam dimana radio tersebut hendak didirikan. Sebab kondisi alam sangat mempengaruhi jenis peralatan yang harus disediakan. Apakah lokasinya datar atau berbukit-bukit? Seberapa jauh daya jangkauan siaran yang dibutuhkan?

Jika lokasinya berbukit-bukit dan daya jangkau yang diperlukan jauh, sebaiknya menggunakan frekuensi Amplitude Modulation (AM). Namun jika kondisi geografisnya datar dan jangkauannya relatif terbatas, sebaiknya memakai Frequency Modulation (FM). Selain kualitas suaranya lebih bagus, biaya operasional FM juga lebih rendah.

Peralatan stasiun radio warga bisa disesuaikan dengan besarnya dana yang tersedia. Pada dasarnya ada lima bagian pokok dari sebuah stasiun radio. Pertama, input audio yang berfungsi sebagai alat masuknya suara, misalnya mikrofon, tape, CD player atau komputer. Kedua, mixer yang berfungsi sebagai pencampur suara dari beberapa input yang masuk. Harga sebuah mixer sederhana (rakitan) berkisar Rp. 500 ribu sampai Rp. 1 juta. Ketiga, audio processor yaitu alat yang berfungsi memproses suara sesuai dengan yang kita kehendaki, misalnya volume, bass, treble. Keempat, transmitter atau pemancar. Didalam rangkaian pemancar terdapat exciter dan RF amplifier. Rangkaian ini berfungsi mengolah suara menjadi pancaran gelombang elektromagnetik, misalnya FM atau AM. Dalam wilayah yang datar, pemancar FM berkekuatan 20 watt bisa menjangkau radius 5-8 km. Biaya pembuatan pemancar FM 20 watt sekitar Rp. 700 ribu sampai Rp. 1 juta. Kelima, antena yang berfungsi sebagai penghantar gelombang elektromagnetik ke udara. Namun sebelum dipancarkan antena, gelombang elektromagnetik disalurkan lewat kabel coaxial (RG-8) yang harganya sekitar Rp. 10 ribu per meter. Ketinggian antena yang ideal antara 20-25 meter diatas permukaan laut. Kita bisa menggunakan bambu atau pipa best sebagai tiang antena.
Besarnya biaya yang harus disediakan sangat tergantung dari besarnya daya dan merk peralatan tersebut. Sebagai contoh, sebuah stasiun radio warga yang menggunakan mikrofon, tape dan transmitter 20 watt serta antena rakitan hanya menghabiskan dana sekitar Rp. 750 ribu sampai Rp. 1 juta.

Peralatan ini sudah cukup untuk mengoperasikan sebuah stasiun radio warga. Namun jika ingin lebih lengkap bisa ditambah 1 unit komputer, yang membutuhkan dana tambahan sebesar Rp. 3-5 juta. Bisa juga dengan mixer, CD player.
Sebaiknya stasiun racfio warga dilengkapi dengan alat yang bisa dipakai pendengar berkomunikasi ke studio, misalnya telpon. Namun jika saluran telpon belum tersedia, kita bisa menggunakan handy talkie atau radio kabel (interkom) yang biasa digunakan oleh masyarakat. Jika tidak ada juga, pengelola radio warga sebaiknya memikirkan cara lain, misalnya dengan kartu pendengar atau mengundang mereka langsung datang ke studio dan ikut siaran.

Kalau radio sudah siap mengudara, tahap selanjutnya adalah menyusun program siaran. Menyusun program berarti menerapkan urutan-urutan mata acara ke dalam jatah waktu (slot) siaran. Dalam menyusun program, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah; apa kebutuhan pendengar, apa yang diminati pendengar, bagaimana kebiasaan pendengar, apa tujuan stasiun radio, dan bagaimana kemampuan stasiun radio kita.

Setelah program acara tersusun, stasiun radio sudah bisa mulai melakukan siaran. Radio warga tidak perlu mengekor kebiasaan radio komersial, misalnya dalam memilih bentuk hiburan dan gaya bicara penyiar. Radio warga justru harus mampu menumbuhkan identitas lokal. Salah satu ciri radio warga adalah menempatkan anggota komunitasnya sebagai ‘tokoh utama’ siaran.

Partisipasi warga dalam ikut menjalankan siaran harus dibuka seluas-luasnya. Dengan demikian radio warga akan.menjadi media yang mampu menjembatani dialog antar berbagai unsur dalam masyarakat.

Agar radio warga tidak ditinggalkan pendengarnya, dia harus mengikuti perkembangan di tengah masyarakat. Karena itu sebaiknya radio warga melakukakan perbaikan program siaran dan berbagai pembenahan lain yang diperlukan secara berkala. Dasar pertimbangannya menggunakan metode evaluasi dan masukan dari anggota komunitas.

Jelaslah bahwa inti dari radio warga adalah memberi ruang partisipasi sebesar-besarnya kepada anggota komunitas, mulai dari perencanaan, pengoperasian hingga evaluasi program.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protected with IP Blacklist CloudIP Blacklist Cloud