Padang, Padek– Hasil penelitian terbaru Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Institut de Physique du Globe (IPG) Paris yang menemukan longsoran tanah di bawah laut di segmen timur Kabupaten Kepulauan Mentawai…
…sepanjang 340 kilometer yang bisa memicu tsunami, ternyata tidak diketahui pimpinan daerah maupun masyarakat setempat. “Kami pun tidak tahu kalau sekarang Pemprov siaga 24 jam,” ujar Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet, kemarin. Bahkan, lanjut Yudas, sejauh ini pihaknya belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait temuan 50 peneliti dari 16 institusi yang melakukan penelitian di Mentawai 15 Februari-6 Maret 2008 tersebut. Warga juga tidak cemas, karena masyarakat di Mentawai belum mengetahuinya. Senada dengan Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai Kortanius Sabaleakek. Dia mengaku baru menerima informasi itu setelah wartawan Padang Ekspres menghubunginya. “Semoga saja ancama tersebut tidak terjadi. Karena akan menambah masalah baru bagi masyararakat dalam masa rekonstruksi gempa 25 Februari lalu,” jelasnya.
Di Padang, selain menyiagakan posko bencana 24 jam, Pemprov saat ini juga sudah mempersiapkan stok logistik dan alat kesehatan untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi bencana yang diakibatkan longsoran di bawah laut Mentawai itu. ”Saya sudah memanggil Kesbanglinmas, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk menyikapi keluarnya hasil penelitian itu. Semua sistem penanggulangan bencana dievaluasi dan dilaporkan setiap awal bulan ke saya sehingga saya menjadi tahu sejauhmana kesiapan kita menghadapi bencana,” ujar Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi.
Kendala Sistem
Saat ini, kata Gamawan sistem penanggulangan bencana terus diperbaiki. Terutama tujuh kabupaten/ kota yang masuk garis merah atau berada di kawasan pesisir pantai yang rawan gempa dan tsunami. Apabila sistemnya hanya di tingkat provinsi, maka aksesnya akan terlambat ke daerah rawan tersebut. Untuk itu, gubernur akan menyurati pemerintah agar tujuh daerah rawan itu juga dilengkapi peralatan komunikasi manual dalam memudahkan penyampaian informasi bencana.
Wali Kota Padang Fauzi Bahar mengingatkan agar penelitian itu tidak menjadi kabar pertakut bagi masyarakat. Menurutnya, ini peringatan agar masyarakat senantiasa meningkatkan kewaspadaan, karena bencana sewaktu-waktu bisa terjadi dan tidak bisa diramal. (*)
Sumber:
http://studio42c.wordpress.com/2008/04/15/waspada-tsunami-ditingkatkan/